Senin, 07 Desember 2015

Konsep Blanded Learning


                                            KONSEP BLENDED LEARNING


            Blended learning terdiri dari kata blended yang berarti kombinasi atau campuran dan learning yang berarti belajar. Istilah lain yang sering digunakan adalah hybrid course atau hybrid learning. Makna umum dari blended learning adalah suatu metode pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka (face to face) dengan pembelajaran berbasis komputer. Menurut penelitian  yang  telah  dilakukan  oleh Muhamad  Ali,  Istanto  WD,  Sigit  Y,  Muhamad Munir (2011)”  dari  hasil  kesimpulan  dikatakan bahwa  pembelajaran  e-learning  memberikan pengaruh  yang  cukup  signifikan  pada  motivasi belajar guru dan siswa, tetapi untuk hasil belajar dan  waktu  menyelesaikan  pelajaran pengaruhnya belum signifikan. Jadi perlu diadakannya kombinasi pembelajaran. Model  blended  learning  merupakan  gabungan  dua  lingkungan. Thorne (2003:2) dalam jurnal yang ditulis oleh Sjukur (2012) menggambarkan blended learning sebagai:
“It represents an opportunity to integrate the innovative  and  technological  advancesoffered  by  online  learning  with  the interaction  and  participation  offered  in the best of traditional learning.”
   
      Berdasarkan  pendapat  tersebut,  Blended learning adalah  kombinasi  karakteristik pembelajaran  tradisional (tatap muka) dan  lingkungan pembelajaran  elektronik. Secara  umum,  blanded  learning  memiliki  tiga  makna  antara  lain:  1) perpaduan/integrasi  pembelajaran  tradisional  dengan  pendekatan  berbasis  web  on-line;    2) kombinasi media dan peralatan (misalnya buku teks) yang digunakan dalam lingkungan e-learning,  dan  3)  kombinasi  dari  sejumlah  pendekatan  belajar-mengajar  terlepas  dari teknologi  yang  digunakan. Tiga  alasan  utama  mengapa  blanded  learning  dipilih (Sukarno, 2011)  antara  lain:
Memperbaiki  ilmu keguruan;
Meningkatkan akses / fleksibilitas; dan
Meningkatkan efektivitas biaya.
Tujuan  blended  learning  adalah  untuk menggabungkan  pengalaman  belajar  kelas  tatap  muka  dengan  pengalaman  belajar  secara online. Model  Blended  learning  berisi  berbagai  aktivitas  kegiatan,  termasuk belajar  tatap  muka,  e-learning,  dan  kegiatan  belajar  mandiri. Pembelajaran berbasis blended learning mengkombinasikan antara tatap muka dan e-learning tinggi paling tidak memiliki 6 (enam) unsur, yaitu: (a) tatap muka (b) belajar mandiri, (c) aplikasi, (d) tutorial, (e) kerjasama, dan (f) evaluasi (wikibooks.org). Metode pembelajaran tradisional atau tatap muka akan membentuk perilaku dan karakter peserta didik, dimana pendidik menjadi contoh dan menjadi mediator bagaimana menyikapi suatu permasalahan atau proses belajar. Peserta didik pada umumnya bertemu dalam pembelajaran tatap muka, dan kemudian memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan cara  dialog  terbuka,  untuk  mengalami  perdebatan  kritis,  dan  pada  dasarnya  berpartisipasi dalam  berbagai  bentuk  komunikasi, perilaku dan karakter ini akan sangat berpengaruh bagi masa depan peserta didik.. Sedangkan pengalaman belajar online (elearning) atau berbasis komputer adalah sistem belajar secara mandiri dan dapat dilakukan tanpa adanya tatap muka antara pendidik dan peserta didik, e-learning akan membentuk peserta didik yang melek IPTEK dengan mengerjakan tugas-tugas secara online dan mengakses berbagai data melalui jaringan komputer.

         Sanjaya  (2011:219)  mengatakan  ada beberapa  bentuk  penggunaan  komputer  sebagai media  yang  dapat  digunakan  dalam pembelajaran  meliputi:  (a)  Penggunaan Multimedia  Presentasi  yang digunakan untuk  menjelaskan  materi- materi  yang  sifatnya  teoritis,  digunakan  dalam pembelajaran  klasikal  dengan  kelompok  besar. Kelebihannya  adalah  dapat  menggabungkan semua  unsur  seperti  teks,  video,  animasi,gambar,  grafik  dan  suara;  (b)  CD  Multimedia Interaktif  yaitu  CD  interaktif  dapat  digunakan pada  berbagai  jenjang  pendidikan  dan  berbagai bidang  studi.  Sifat  media  ini  selain  interaktif juga  bersifat  multimediaterdapat  unsur-unsur media  secara  lengkap  yang  meliputi  suara, animasi, video, teks dan grafis; (c) pemanfaatan Internet  yaitu  pemanfaatan  internet  sebagai media  pembelajaran  mengkondisikan  siswa untuk belajar secara mandiri.
Model  blended  learning  juga  menyediakan  kesempatan  bagi  siswa  untuk  tidak hanya membangun suatu hubungan secara horizontal satu sama lain tetapi juga hubungan vertical dengan pendidik. Memiliki lebih banyak sumber daya yang tersedia dan koneksi ke orang-orang yang berada dalam bidang  yang sama. Selain itu, untuk peserta didik yang sudah terbiasa mengalami instruksi hanya  tatap  muka,  model  blended  learning  menyediakan  ruang  bagi  pengembangan otonomi, kepemimpinan,  dan  keterampilan  organisasi.  Namun,  juga  memberikan  konsistensi dalam  belajar.  Dalam  pendekatan  ini    peserta didik  memiliki  pengalaman  metode  baru  dan cara belajar yang juga dimasukkan kedalam praktek, akrab belajar tradisional di lingkungan tatap  muka.  Ketika  tidak  ada  komponen  tatap  muka,  seperti  dalam  program  pembelajaran jarak  jauh,  mahasiswa  dapat  melaporkan,  kecuali  pendidik  membuat  program  pendidikan jarak  jauh  interaktif,  mahasiswa  juga  dapat  melaporkan  melepas  dengan  kelas,  teman sekelas  mereka,  atau  pendidik.



Referensi :
Dwiyogo, Wasis D. 2013. Pembelajaran Berbasis Blended Learning. Diunduh di https://id.wikibooks.org/wiki/Pembelajaran_Berbasis_Blended_Learning tanggal 26 September 2015.
Sjukur Sulihin B.  2012.  Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Tingkat Smk.  Jurnal Pendidikan Vokasi.  2(3).
Sukarno. 2011. Blended Learning Sebuah Alternatif Model Pembelajaran  Mahasiswa Program Sarjana (S-1) Kependidikan  Bagi Guru Dalam Jabatan.  Jurnal FKIP UNS. 1(2).
Wina  Sanjaya.  2011.  Perencanaan  dan  desain sistem  pembelajaran.  Jakarta:  Kencana Prenada Media Group.
Munir,  2008.  Kurikulum  berbasis  teknologi informasi dan  komunikasi. Bandung: SPS

3 komentar: