KONSEP BLENDED LEARNING
“It represents an opportunity to integrate the innovative and technological advancesoffered by online learning with the interaction and participation offered in the best of traditional learning.”
Berdasarkan pendapat tersebut, Blended learning adalah kombinasi karakteristik pembelajaran tradisional (tatap muka) dan lingkungan pembelajaran elektronik. Secara umum, blanded learning memiliki tiga makna antara lain: 1) perpaduan/integrasi pembelajaran tradisional dengan pendekatan berbasis web on-line; 2) kombinasi media dan peralatan (misalnya buku teks) yang digunakan dalam lingkungan e-learning, dan 3) kombinasi dari sejumlah pendekatan belajar-mengajar terlepas dari teknologi yang digunakan. Tiga alasan utama mengapa blanded learning dipilih (Sukarno, 2011) antara lain:
Memperbaiki ilmu keguruan;
Meningkatkan akses / fleksibilitas; dan
Meningkatkan efektivitas biaya.
Tujuan blended learning adalah untuk menggabungkan pengalaman belajar kelas tatap muka dengan pengalaman belajar secara online. Model Blended learning berisi berbagai aktivitas kegiatan, termasuk belajar tatap muka, e-learning, dan kegiatan belajar mandiri. Pembelajaran berbasis blended learning mengkombinasikan antara tatap muka dan e-learning tinggi paling tidak memiliki 6 (enam) unsur, yaitu: (a) tatap muka (b) belajar mandiri, (c) aplikasi, (d) tutorial, (e) kerjasama, dan (f) evaluasi (wikibooks.org). Metode pembelajaran tradisional atau tatap muka akan membentuk perilaku dan karakter peserta didik, dimana pendidik menjadi contoh dan menjadi mediator bagaimana menyikapi suatu permasalahan atau proses belajar. Peserta didik pada umumnya bertemu dalam pembelajaran tatap muka, dan kemudian memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan cara dialog terbuka, untuk mengalami perdebatan kritis, dan pada dasarnya berpartisipasi dalam berbagai bentuk komunikasi, perilaku dan karakter ini akan sangat berpengaruh bagi masa depan peserta didik.. Sedangkan pengalaman belajar online (elearning) atau berbasis komputer adalah sistem belajar secara mandiri dan dapat dilakukan tanpa adanya tatap muka antara pendidik dan peserta didik, e-learning akan membentuk peserta didik yang melek IPTEK dengan mengerjakan tugas-tugas secara online dan mengakses berbagai data melalui jaringan komputer.
Sanjaya (2011:219) mengatakan ada beberapa bentuk penggunaan komputer sebagai media yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi: (a) Penggunaan Multimedia Presentasi yang digunakan untuk menjelaskan materi- materi yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan kelompok besar. Kelebihannya adalah dapat menggabungkan semua unsur seperti teks, video, animasi,gambar, grafik dan suara; (b) CD Multimedia Interaktif yaitu CD interaktif dapat digunakan pada berbagai jenjang pendidikan dan berbagai bidang studi. Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multimediaterdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi suara, animasi, video, teks dan grafis; (c) pemanfaatan Internet yaitu pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri.
Model blended learning juga menyediakan kesempatan bagi siswa untuk tidak hanya membangun suatu hubungan secara horizontal satu sama lain tetapi juga hubungan vertical dengan pendidik. Memiliki lebih banyak sumber daya yang tersedia dan koneksi ke orang-orang yang berada dalam bidang yang sama. Selain itu, untuk peserta didik yang sudah terbiasa mengalami instruksi hanya tatap muka, model blended learning menyediakan ruang bagi pengembangan otonomi, kepemimpinan, dan keterampilan organisasi. Namun, juga memberikan konsistensi dalam belajar. Dalam pendekatan ini peserta didik memiliki pengalaman metode baru dan cara belajar yang juga dimasukkan kedalam praktek, akrab belajar tradisional di lingkungan tatap muka. Ketika tidak ada komponen tatap muka, seperti dalam program pembelajaran jarak jauh, mahasiswa dapat melaporkan, kecuali pendidik membuat program pendidikan jarak jauh interaktif, mahasiswa juga dapat melaporkan melepas dengan kelas, teman sekelas mereka, atau pendidik.
Referensi :
Dwiyogo, Wasis D. 2013. Pembelajaran Berbasis Blended Learning. Diunduh di https://id.wikibooks.org/wiki/Pembelajaran_Berbasis_Blended_Learning tanggal 26 September 2015.
Sjukur Sulihin B. 2012. Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Tingkat Smk. Jurnal Pendidikan Vokasi. 2(3).
Sukarno. 2011. Blended Learning Sebuah Alternatif Model Pembelajaran Mahasiswa Program Sarjana (S-1) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan. Jurnal FKIP UNS. 1(2).
Wina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Munir, 2008. Kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung: SPS
Udah pernah menerima penerapan blended learning ndah? Di mana?
BalasHapussedikit-sedikit kak nisa. kamu sendiri?
BalasHapusThanks infonya :)
BalasHapus